Legacy To My Children

Menjelang tidur, samar-samar aku mendengar suara anak-anak. "Sepertinya dunia mau kiamat, dek." Suara Salma terdengar dari balik kamar. "Ah, enggak Kak." Adek menolak halus. "Kita kan nggak tahu, dek." "Enggaaak...!" Suara adek terdengar semakin kencang. "Kita kan nggak tahu, deeek." "Enggaaaak...!" "Bisa aja kaaaan, cuma Allah yang tahuuu..." Seperti biasa, kakaknya juga tidak akan mau mengalah. "Enggaaaaak, adek nggak mau kiamat dulu. Adekkan masih keciiiil... " Ooooo, kiraiiiin... posted from Bloggeroid

Oke, daripada kalian membaca tentang kemarahan-kemarahan dan kebodohanku tentang hidupku. Gimana kalau kita ngomongin Taqee aja. Sambil nonton film Stealth di TV, tiba-tiba dia bertanya. "Ibu, sekarangkan tahun 2013. Tahu nggak ibu 2014 tahun yang lalu itu tahun berapa?" "Nggak tahu," jawabku sambil melanjutkan menyetrika baju. "Tahun minus 1 dong. Ah, masak gitu aja ibu nggak tahu." Gubraaaaak.... posted from Bloggeroid

Dulu ketika remaja, aku sering membantah hampir semua perkataan dan nasihat ibu. Hingga suatu kali ayah memanggilku, "Nak, jika ibu berkata sesuatu dan kamu tidak menyukainya atau menyetujuinya, lebih baik kamu diam, didengarkan saja. Jangan membantahnya atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti hatinya. Berdosa nak, jika kamu terus membantah ibu, ... " Perkataan ayah membuatku membayangkan wajah lelah ibuku. Sejak itu walaupun aku masih sering memberontak dengan caraku, tapi aku tidak berani untuk berkata kasar kepada ibu. Ayah bukan makhluk yang sempurna, tapi aku bersyukur memilikinya. Ayah selalu menempatkan diri sebagai pemimpin bagi kami, tidak satu kalipun beliau mengelak atau melakukan pembelaan diri ketika ada orang yang datang untuk meminta pertanggung jawaban apabila kami sudah melakukan kesalahan, karena kesalahan kami selain tanggung jawab kami tetapi beliau juga sadar bahwa kami adalah tanggung jawabnya. Hingga kami dewasa beliau masih sering memeluk dan menc