Skip to main content

Televisi, Hiburan Yang Murah Tapi...

Pada sering nonton TV, enggak?

Sebagai seorang ibu rumah tangga, otomatis TV menjadi salah satu teman harianku. Tiada hari tanpa TV deh. Eits, jangan keburu nyangka aku tukang gosip ya... Walaupun emang bener, kalau acara infotainment di TV muncul lebih dari 5 kali dalam sehari. Dan aku enggak memungkiri kalau kadang suka nonton infotainment juga. Tapi biasanya sih aku lihat-lihat headline-nya dulu, enggak semua berita di infotainment aku sikat abis, kalau aku rasa menarik ya dilihatlah.

Dan ada satu berita yang bikin aku rela nongkrong di depan TV seharian, nungguin setiap acara gossip yang ada. Apa hayo? Coba tebak! Berita kematian. Serem yach? Hi... Enggak tahu kenapa, aku suka sekali mendengar kisah-kisah dibalik kematian seseorang dan tentu saja mendengar cerita-cerita mereka semasa hidup. Membuatku banyak belajar aja. Aku juga suka belajar dari pengalaman orang lain, membuatku bersemangat untuk hidup lebih baik. Dan aku suka membiarkan bulu kudukku berdiri merinding mengingat kematian. Karena toh setiap kita pasti akan mati kan?!

Aku juga termasuk type ibu-ibu yang sangat peduli dengan tayangan yang ditampilkan di layar kaca lho... Tentu saja karena TV adalah hiburan yang paling murah yang kalau tidak diberikan perhatian khusus juga dapat membawa pengaruh negatif bagi anak-anak.

Udah menjadi rahasia umum, ditemukan banyak sekali efek negatif dari televisi. Satu hal yang paling aku cermati adalah bangsa kita sudah mulai kehilangan rasa malu. Coba kita perhatikan baik-baik, sinetron-sinetron yang ditayangkan di hampir semua TV swasta, acara variety show atau acara-acara penghargaan yang berskala nasional, sebagian besar artis pendukung atau selebriti yang tampil menggunakan pakaian yang mengumbar aurat disana sini. Belum lagi acara cipika cipiki atau pelukan mesra bahkan ciuman di bibir antara laki-laki dan perempuan (yang udah pasti bukan mahramnya) atau bahkan dua makhluk sesama jenis yang digambarkan seakan-akan hal tsb adalah sesuatu yang biasa dan wajar aja, dengan alasan yang klise tentunya sebagai ungkapan kasih sayang dua orang insan yang sedang dimabuk cinta.

Yang membuat aku semakin prihatin adalah alasan profesionalisme atau alasan untuk menyuguhkan gambaran yang sesuai dengan kenyataan dan tuntutan pasar (tentunya) dijadikan pedoman untuk menghalalkan semuanya. Astaghfirullahal'adziim. Benar-benar sudah terjadi degradasi moral besar-besaran di negeri ini. Lalu dimanakah letak Tuhan Allah ditengah-tengah kita?

Tanda-tanda kalo masyarakat Indonesia ini urat malunya udah mulai putus tentu saja dengan banyaknya berita-berita perselingkuhan dan atau dibarengi dengan berita korupsi yang hampir mendominasi pemberitaan di media, termasuk televisi. Perselingkuhan sudah jelas adalah hubungan-hubungan tersembunyi (bahkan kadang terang-terangan juga, asal enggak ketahuan istri & keluarga) bercampurnya laki-laki dan perempuan diluar batas koridor syariat yang tentu saja menghilangkan rasa malu dan tidak memberikan manfaat apapun selain kehancuran, penyesalan dan kesedihan. Aku yakin itu... Dan korupsi, tentunya perbuatan yang mencederai rasa keadilan masyarakat yang semakin susah hidupnya selain karena harga BBM naik yang membuat harga kebutuhan pokok melambung tinggi, juga karena hak-hak mereka dipotong disana-sini oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya mementingkan isi kantong mereka saja.

Sebagai masyarakat Indonesia yang peduli, aku merasa perlu untuk menyuarakan pendapatku. Walaupun aku yakin tetap tidak akan bisa mencegah sebuah industri besar pertelevisian yang berorientasi terhadap pasar untuk turut peduli terhadap masa depan anak-anak dan remaja yang nantinya akan menjadi calon-calon pemimpin bangsa ini, karena ternyata banyak sekali masyarakat diluar sana yang merasa terhibur dan tidak merasa ada masalah dengan tayangan-tayangan di TV lho. Jadi buat kita yang peduli, kita harus pandai-pandai memilih tontonan yang baik untuk anak-anak dan keluarga kita. Dan mari kita bersama-sama menyelamatkan anak-anak kita dari segala macam bentuk kekerasan, kejahatan dan contoh kemaksiatan yang dengan mudah kita lihat dari layar kaca pertelevisian tanah air kita.

Tapi capek ah mikirin yang negatif-negatif. Sebagai penikmat televisi aku lebih suka melihat sisi positif dari hadirnya televisi ditengah-tengah kita. Salah satunya tentu saja informasi ter-up date yang bisa kita terima dengan cepat tentang peristiwa yang terjadi di seluruh penjuru dunia, melalui acara-acara berita atau breaking news yang marak sekali di hampir seluruh stasiun TV. Atau paket acara soft news favoritku, yang menyajikan informasi tentang keindahan tempat-tempat wisata, tempat berbelanja, tempat makan atau bahkan menampilkan tentang industri-industri kecil di daerah-daerah yang menurutku sudah lumayanlah untuk mewakili keaneka ragaman budaya di Indonesia.

But my favorite TV show ever is The Oprah Winfrey Show, asyik banget. Aku dapet banyak ilmu dari nonton acara itu. Presenternya cerdas dan kemasannya TOP abis, walaupun cara pikirnya bisa dibilang Amerika banget dan aku enggak setuju sama pemikirannya tentang perak Iraq (gimanapun juga dia tetap orang Amerika kan?), but it's okay lah. I love her anyway.

Oh iya, satu lagi. Aku sebenernya juga suka nonton sitkom seperti Friends dan The Cosby Show (The Huxtable), karena guyonannya cerdas, enggak basi dan enggak ngebosenin. Sayangnya enggak ada lagi TV swasta (non kabel) yang menayangkan acara serupa. Moga-moga aja ada pemilik TV swasta yang lagi baca tulisanku ini dan berbaik hati untuk menayangkan kembali sitkom dari negara paman Sam itu ke layar televisi Indonesia. Habis kalau mau beli original DVD-nya, mahal bow...

Semoga para penikmat TV di Indonesia segera mendapatkan tayangan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mencerdaskan dan mengisi jiwa.

Hidup Indonesia!
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!

Peace!

Comments

Popular posts from this blog

Raport

"Kenapa Adek butuh nilai?" "Untuk raport." "Supaya?" "Bisa ikut ujian." "Supaya?" "Dapet ijazah." "Supaya?" "Dapet kerja, mungkin..." "Kan Adek mau jadi gamers, emang butuh ijazah?" "Nggak juga sih..." "Lagian siapa yg mau kerja boring kayak ayah gitu." "Tanggung jawab, nak untuk keluarga." "Ooo, oke!" (+_+) posted from Bloggeroid

Alhamdulillaah...

Baru dapat rejeki, eh malem-malem ada yang ketok pintu mau pinjam uang. Mungkin duitnya emang dititipin oleh Allah buat dipinjemin dulu kali ya... Kira-kira itu duit bakal dibalikin nggak ya sama orangnya? Hadeeeeh, ikhlas nggak sih sebenarnyaaaaa? Hiks :D

Secepat Mobil?

Ibu : Anak-anak, mulai besok kita belajar matematikanya ngebut ya? Sepertinya kita agak ketinggalan nih... Adek : Secepat mobil supersonic atau mobil F1? Gubrak ( )(^^)( ) posted from Bloggeroid