Selasa sore (9-9-'08), sewaktu aku sedang menggoreng telor ceplok kesukaan si kecil di dapur, " Ibu... Ibu..., Kakak sudah bisa naik sepeda roda dua...!" Teriak Kakak dari arah belakang rumah. "Sini ibu..., lihat...!" Panggilnya setengah memaksa agar aku cepat-cepat melihatnya menggunakan sepeda roda duanya. "Bisakan?" Ujarnya senang, walaupun menurutku masih kaku dan kurang lancar. "Nanti Kakak main sepeda di depan (jalan) ya? Bolehkan?" Tampak mimik muka pengharapan diwajahnya menunggu persetujuanku. "Besok aja ya sayang, sepulang sekolah. Udah sore nih, tanggung!" Kataku. "Mandi dulu, trus belajar. Mana bentar lagi maghrib, belum sholat, trus buka, trus bla bla bla..." Aku membiasakan diri untuk memberikan penjelasan tentang apa saja pada anak-anak, terutama jika mereka mendapat jawaban NO dariku. Jadi walaupun mereka kecewa dengan jawabanku, paling enggak mereka tahu aku punya alasan yang jelas. Subhanallah. Kakak ti
Warisan untuk anak cucuku