Aku sadar diri, aku emang rada galak sama anak-anak. Tapi sebenarnya aku hanya bermaksud tegas aja lho, walaupun jatuhnya malah kelihatan serem kali ya... Yo wis lah, yang penting anak-anak masih nyari-nyari aku terus buat dipeluk-peluk dan disayang-sayang. Itu udah cukup menggantikan rasa bersalahku setiap habis ngomelin mereka, hehehe...
Buktinya biar galak-galak begini, setiap hari Salma selalu punya cerita baru untukku tentang kegiatannya di sekolah. Ceritanya kadang suka aneh bin ajaib, tapi kadang serem juga untuk ukuran anak SD kelas 2 lho. Bayangin belum lagi dia melewatkan middle semester tapi lengannya kanannya udah pernah jadi korban gigitan teman satu bangkunya, sampe ada bekas gigi dan merah-merah gitu (kasian banget ngga sih?). Bibirnya juga hampir monyong gara-gara dipukul pake tempat pensil sama orang yang sama (Gila, emang anak gua sansak). Untung ibu gurunya langsung tanggap, kalau nggak bisa dua kali aku laporan langsung ke emaknya.
Tapi anakku emang pemaaf banget. Enggak heran, besoknya tuh anak berdua udah jalan gandengan lagi, becandaan lagi, padahal emaknya ini masih agak enggak terima nih bibir anaknya habis dibuat monyong. Yah, itulah hebatnya anak-anak, tidak pendendam.
Ada satu orang lagi nih yang suka usil, kali ini cowok. Dipatahin penggaris Salma jadi dua, bahkan tempat pensil pun dipatahinnya jadi dua (kok bisa? Niat banget ngga sih?). Tapi setelah Salma bercerita tentang kedua temennya itu. Jadinya malah kasihan. Dua-duanya punya satu kesamaan yaitu kedua orang tua mereka bekerja. Seringkali mereka harus menghabiskan waktu sendiri tanpa orang tua, paling sama mbak (pembantu). Mungkin itu salah satu cara mereka untuk menarik perhatian orang-orang disekitarnya kali ya. Mungkin...
Teman cowoknya itu juga suka usil, nginjekin sepatunyalah, suka ngadu ke guru kalau Salma gangguin dialah (iiih, gregetan banget gue) dan terakhir tadi Salma cerita, "Tadi waktu istirahat Salma enggak sengaja nyenggol dia, bu."
"Lalu?" Aku penasaran.
"Trus dia bilang, apa lo? Gitu..." Kata Salma sambil niruin gaya temannya.
"Kalau ibu sih, cuekin aja tuh anak. Males nanggepin temen macem gitu, nggak asyik. Salma langsung pergi aja deh kalau digituin, nggak usah ditanggepin," kenapa jadi aku yang sewot ya? "Trus Salma gimana setelah dia bilang begitu?"
"Salma bilang aja, apa lo? Gue nggak sengaja juga," katanya dengan mimik serius.
Gubrak, anakku berani ngelawan juga yah (habis biasanya diakan anaknya sensi dan suka mewek kalau gue marahin)? Lagaknya udah jadi anak Jakarta bener. Pake elu-elu, gue-gue lagi. Hihihi, jadi geli sendiri jadinya.
Siiip... Aku mendukungmu, nak. Kalau ada yang macem-macem, lawan ajah. Selama kita berada di posisi yang benar, don't be afraid. I will always on your side.
Comments
Post a Comment