Skip to main content

Mama Blogger

Pagi ini ada yang mengatakan padaku, "Buat apa kamu begadang malam-malam, nongkrong di depan komputer (blogging), toh tidak ada ada manfaatnya." Jika yang dimaksud dari pernyataan itu berhubungan dengan uang, benar dari nge-blog aku belum mendapatkan uang.

Lalu dia berkata lagi, "Kalau kamu setiap hari seperti ini bagaimana akan merubah hidup." Kalau pernyataan ini kembali berhubungan dengan uang, kujawab lagi benar. Untuk saat ini sebagai seorang ibu rumah tangga dengan dua orang anak homeschooling, yang aku didik sendiri, yang mengatur seluruh urusan rumah tangga seorang diri tanpa pembantu, aku memang masih mengandalkan suami untuk memenuhi kebutuhan hidupku. Apakah itu salah? Aku menjalankan tugasku dan suamiku juga sudah seharusnya menjalankan tugas yang Allah amanahkan kepadanya. Bahkan aku jarang menggunakan uang suamiku untuk memenuhi kebutuhan pribadiku, walaupun itu seharusnya menjadi hakku. Walaupun aku dan suami sudah lebih dari 10 tahun menikah tapi aku tidak membiasakan diri untuk meminta kepada suami terutama untuk hal-hal yang hanya berhubungan dengan diriku, misalnya baju, sepatu, dll, lebih baik jika ada rezeki lebih dari Allah aku membelinya dengan uangku sendiri saja (sebagai pedagang kambuhan). Lebih enak meminta kepada Allah (Sang Maha Pengabul Doa) dan ayahku lho daripada ke suami, karena ayahku lebih asyik orangnya, nggak ribet, hehehe... ;)

Setelah seharian bergelut dengan pekerjaan rumah dan belajar bersama anak-anak, ngeblog menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan diri, karena menjadi ibu rumah tangga itu sangat melelahkan so it's refreshing to me. Menjadi ibu rumah tangga kan sering kali diremehkan, keberadaannya kabur, samar-samar dan  hanya dianggap sebagai konco wingking, pengangguran, tukang gosip dan cuma bisa ngabis-ngabisin duit suami saja. Ya iyalah, buat apa suami kerja keras kalau uangnya tidak untuk dihambur-hamburkan oleh istrinya. Itu juga kalau suaminya ikhlas dan mampu memberikannya kepada orang yang berdedikasi mendididik anak-anak, menjaga harga diri, harta dan keluarganya. Tapi kalau ngasih duitnya pas-pasan apa juga yang mau dihamburkan, bisa-bisa malah nombok. Hmmm...

Untukku blogging juga menjadi sarana untuk aktualisasi diri. Kebetulan aku suka sekali memotret and I want to share it with the world. It's amazing how people response about my photos, it makes me feel visible as human in this universe and it makes me happy. Ibu yang bahagia itu penting lho, karena dia akan mendidik anak-anaknya menjadi manusia-manusia yang bahagia pula.

Blogging juga menjadi cara untuk eksistensi diri. Menancapkan jejakku di bumi. Kalau nanti aku mati, aku berharap masih menyisakan jejak kebaikan di bumi ini dan semoga anak-anak keturunanku kelak mengenalku melalui tulisan-tulisan http://iboefani.blogdetik.com dan foto-foto http://iboefani.wordpress.com hasil karyaku. Aku sangat sadar dengan kemampuanku yang lemah berhubungan dengan manusia maybe that's why I don't have many friends, karena manusia-manusia itu seringkali hanya mau didengarkan, tapi tidak mau mendengar, mereka hanya peduli kepada diri mereka sendiri, tanpa mempedulikan apa yang orang lain rasakan. Allah memberikan kita hati, akal dan pikiran, tapi justru kita makhluk yang paling tidak perasa. Banyak manusia merasa lebih superior dibanding dengan yang lain. Padahal yang membedakan kita dihadapan Allah hanyalah amal ibadah.

So should I listen to you? Orang yang hanya membully tapi tidak pernah melihat ke dalam diri. I don't think so, baby. You can say whatever you wanna say and you can do whatever you wanna do but it won't stop me doing whatever I want to do.

Sepertinya apa yang penting buatmu harus penting juga untukku, tapi yang penting untukku kau seakan tak peduli. You just never trusted me, then why the hell I'm still here? Sebagai sesama orang dewasa kita seharusnya berbicara tanpa menghakimi atau merasa paling benar sendiri. Aku lelah melihat dunia yang penuh kemarahan, membuatku malas untuk berbicara apalagi berdebat, tidak ada gunanya toh ujung-ujungnya tetap aku yang harus mengalah dan menjadi pihak yang bersalah jadi talk to my hand aja deh .

Jika kau menyuruhku memikirkan kata-katamu, ow don't you ever think about what you've done to me? Rasa sakit yang kau goreskan semakin hari kian mengangakan luka di hati, tapi aku hanya akan diam, akan aku terima semua sebagai tanda permohonan ampun kepada Tuhan atas dosa-dosaku di masa lalu.

Yah, mungkin orang-orang yang bermulut tajam itu hanya bisa mengekspresikan diri mereka lewat mulutnya. Mereka akan merasa senang dan merasa menang jika orang lain dibuat sedih lewat kata-katanya. How pity. I feel sorry for you :(

Pesanku cuma satu, terutama untuk Taqee anakku: Respect your woman.

Comments

Popular posts from this blog

Raport

"Kenapa Adek butuh nilai?" "Untuk raport." "Supaya?" "Bisa ikut ujian." "Supaya?" "Dapet ijazah." "Supaya?" "Dapet kerja, mungkin..." "Kan Adek mau jadi gamers, emang butuh ijazah?" "Nggak juga sih..." "Lagian siapa yg mau kerja boring kayak ayah gitu." "Tanggung jawab, nak untuk keluarga." "Ooo, oke!" (+_+) posted from Bloggeroid

Alhamdulillaah...

Baru dapat rejeki, eh malem-malem ada yang ketok pintu mau pinjam uang. Mungkin duitnya emang dititipin oleh Allah buat dipinjemin dulu kali ya... Kira-kira itu duit bakal dibalikin nggak ya sama orangnya? Hadeeeeh, ikhlas nggak sih sebenarnyaaaaa? Hiks :D

Secepat Mobil?

Ibu : Anak-anak, mulai besok kita belajar matematikanya ngebut ya? Sepertinya kita agak ketinggalan nih... Adek : Secepat mobil supersonic atau mobil F1? Gubrak ( )(^^)( ) posted from Bloggeroid