Skip to main content

Forgive But Not Forget

Hati itu seperti tubuh. Ketika ada yang berusaha menyakitinya berulang-ulang dan berkali-kali, maka hati juga akan membuat sebuah antibodi. Dia tidak akan lagi menerima rasa sakit hati yang disebabkan oleh orang atau penyakit yang sama. Bahkan akan membuatnya semakin kuat untuk menolak dengan membuat benteng yang tebal dan tinggi.

Itulah yang aku rasakan dengan hatiku. Telingaku tidak lagi menerima kata-kata kasar dari orang lain, bibirku tak akan lagi melawan dan hatiku hanya akan aku getarkan dengan istighfar dan keyakinan yang penuh akan janji kebaikan dari Allah.

Dulu, aku suka melihat betapa enaknya hidup orang lain yang tidak perlu bekerja mengurus semua pekerjaan rumah tangga, yang tidak harus mendidik anak-anak mereka sendiri dan tinggal memasukkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah yang bagus, lalu mereka tinggal bersosialisasi saja dengan ibu-ibu yang lain, belanja belanji kesana kemari, jalan-jalan ke luar negeri pakai duit suami. Enak banget kelihatannya.

Sekarang aku lebih mensyukuri kehidupanku, walaupun aku juga masih sering menyesal dengan kebodohan-kebodohanku dimasa lalu. Tetapi anak-anak menjadi sehat, pintar dan patuh adalah rizki terbesarku. Perilaku mereka padaku akan menjadi patokan bagaimana aku mendidik mereka selama ini. Ingat! Jangan salahkan orang lain jika anak-anak tidak patuh padamu, karena itu tergantung bagaimana caramu mendidik mereka. Mendidik seorang anak tidak perlu dengan suara yang keras dan nada yang tinggi, itu hanya akan membuat mereka semakin sakit hati. Anak-anak hanya bisa disentuh dengan hati dan kasih sayang yang tulus. Mendidik mereka hanyalah dengan harus dengan menjadi tauladan yang baik. Bagaimana kau akan menyuruh seorang anak membersihkan rumah, jika kau sendiri tidak pernah melakukannya. Believe me, berteriak sekencang apapun kau kepada mereka, mereka hanya akan menertawakanmu hatinya. Mereka mungkin akan tetap melakukan apa yang kau perintahkan tapi bukan karena kata-katamu tapi justru karena tidak ingin terlalu lama mendengarkan teriakanmu.

Ternyata pada diri setiap orang itu ada pembisiknya. Itu pelajaran yang aku dapat pagi ini. Aku pun punya pembisik lho, yaitu ayah dan ibuku. Mereka adalah pendengar terbaikku. Ibuku akan menemaniku marah dan menangis tapi juga yang selalu mendukungku untuk menjadi kuat dan beliau orang yang selalu saja mendoakanku dan juga keluargaku. Ayah yang selalu menenangkan dan yang selalu yang mengajarkanku untuk tidak menyalahkan siapapun, bahwa kita harus berintrospeksi diri dan selalu memperbaiki diri. Allah Maha Adil dan tidak akan berdiam diri jika ada makhluknya yang tersakiti.

Jadi ternyata (lagi) menjadi orang tua itu tidak gampang. Dan tidak semua orang tua bijaksana. Tergantung siapa yang mendidiknya dan apakah ketika dewasa mereka tetap belajar untuk menjadi manusia dan orang tua yang baik sesuai dengan yang Allah perintahkan. Karena seringkali manusia suka mengukur kebaikan dari otaknya sendiri, tidak mau menerima apa yang sudah diperintahkan oleh Allah. Sungguh sebuah nikmat yang besar dari Allah jika kita mempunyai orang tua yang selalu mengajak kita ke jalan kebaikan dan ketaatan kepada Allah.

Yang aku pelajari lagi, menjadi orang tua itu tidak boleh sombong dan harus ikhlas. Tidak usah mengharap balasan dari anak-anak kita, karena sudah menjadi kewajiban orang tua untuk menafkahi dan mendidik anak-anak menjadi manusia yang sholih, sholihah dan mencapai apa yang mereka cita-citakan. Tidak boleh keluar kata-kata, "Jika bukan karena Bapak...." atau "Jika bukan karena Ibu...", believe me orang tua semacam itu sedang menyiksa anaknya sendiri dan mendidik mereka jadi orang-orang yang sombong, karena semua yang kita lakukan di dunia ini tak akan pernah terjadi jika bukan atas izin Allah.

Buat kau yang masih belum bisa mengendalikan mulut dan hatimu, semoga Allah segera memberi hidayah kepadamu.

Comments

Popular posts from this blog

Raport

"Kenapa Adek butuh nilai?" "Untuk raport." "Supaya?" "Bisa ikut ujian." "Supaya?" "Dapet ijazah." "Supaya?" "Dapet kerja, mungkin..." "Kan Adek mau jadi gamers, emang butuh ijazah?" "Nggak juga sih..." "Lagian siapa yg mau kerja boring kayak ayah gitu." "Tanggung jawab, nak untuk keluarga." "Ooo, oke!" (+_+) posted from Bloggeroid

Alhamdulillaah...

Baru dapat rejeki, eh malem-malem ada yang ketok pintu mau pinjam uang. Mungkin duitnya emang dititipin oleh Allah buat dipinjemin dulu kali ya... Kira-kira itu duit bakal dibalikin nggak ya sama orangnya? Hadeeeeh, ikhlas nggak sih sebenarnyaaaaa? Hiks :D

Secepat Mobil?

Ibu : Anak-anak, mulai besok kita belajar matematikanya ngebut ya? Sepertinya kita agak ketinggalan nih... Adek : Secepat mobil supersonic atau mobil F1? Gubrak ( )(^^)( ) posted from Bloggeroid