Skip to main content

A Love

Halo...

I miss my husband, he's out of town right now. I never imagine live without him. I've been with him since I was in my second year in college. I don't always agree with the decision he made, we argued a lot, sometimes we became like Tom and Jerry, but the best thing about living with my husband is I can always be myself.

Dari SMP aku selalu ingin menikah di usia muda, lalu mendidik anak-anakku dengan tanganku sendiri, mendidik mereka dengan kedisiplinan dan dengan ketegasan yang lembut serta kasih sayang, jadi kelak ketika mereka besar dan sukses (aamiin) nanti aku masih punya tenaga untuk menjadi 'sesuatu' yang berguna untuk orang lain. Dari dulu aku hanya suka membaca, menulis, dan memotret. Aku merasa tidak terlalu pandai (mungkin belum) untuk mencari uang sendiri. Begadang sekedar untuk ngabisin novel karena penasaran ceritanya, atau nongkrong semalaman di depan PC, atau tiba-tiba ngomel pas lagi nonton drama Korea di TV, suamiku tidak pernah protes. Mungkin Allah menciptakannya untuk memahami semua tingkah dan kegilaan yang ada di otakku.

Aku juga pelupa kelas tinggi, sedangkan suamiku adalah orang yang selalu ingat dengan segala peristiwa, termasuk jika uangnya masih tertinggal di saku celananya *whew*. Sebenarnya suamiku bukanlah tipe orang yang romantis, tapi justru dia yang mengingatkan tanggal berapa saat pertama kami jadian, apa saja yang terjadi saat itu, termasuk ketika aku lupa jika VCD The Matrix adalah hadiah pertama yang dia berikan kepadaku saat kami pacaran dulu. OMG, sifat pelupaku ini parah sekali. Itulah mengapa aku harus mencatat apapun yang akan aku lakukan, dan juga harus segera menuangkan ide dan isi pikiran dalam tulisan kalau tidak ingin semua hilang begitu saja.

First crush? Mungkin pada saat pertama kali melihatnya memainkan dawai-dawai gitar. Langsung klepek-klepek rasanya. Sampai sekarang kami masih suka bernyanyi-nyanyi bersama-sama diiringi permainan gitarnya yang apik itu, jatuh cinta lagi deh.

Tetapi suamiku juga orangnya sedikit emosional jadi otomatis aku harus menjadi pihak yang lebih bersabar, kecuali dalam beberapa hal yang sudah tidak bisa ditoleransi. And of course he's smart, I have to admit it. But I'm more diligent than him, of course because I am the mother :D

Kalau aku ingat-ingat awal-awal pertemuan kami, semuanya seperti serba kebetulan saja. Kebetulan-kebetulan yang indah tapi juga meninggalkan luka untuk orang lain (ups :D). Tidak ada yang kebetulan dalam hidup, karena Allah pasti sudah mengatur semuanya. Kehidupan pernikahan kami pun tidak mudah, tetapi jika Allah masih menyatukan kami hingga saat ini ini pastilah ada maksud dan hikmah dibalik semuanya.

Menikah tidak perlu dibarengi dengan cinta yang menggebu-gebu. Seringkali hanya diperlukan keyakinan, bahwa pasangan kita adalah pilihan yang tepat dari Tuhan yang akan membawa kehidupan kita menjadi lebih baik dan lebih indah. Dalam perjalanan pernikahan, cinta akan tumbuh dengan sendirinya apabila selalu dipupuk supaya tumbuh subur dan disiram supaya selalu segar.

Thank God, Alhamdulillaah, we're still together for over 11 years, we grow together as a mature person, as man and wife and of course as a parent. Maybe what I'm trying to say is I love him. I love you, Roy




Comments

Popular posts from this blog

Alhamdulillaah...

Baru dapat rejeki, eh malem-malem ada yang ketok pintu mau pinjam uang. Mungkin duitnya emang dititipin oleh Allah buat dipinjemin dulu kali ya... Kira-kira itu duit bakal dibalikin nggak ya sama orangnya? Hadeeeeh, ikhlas nggak sih sebenarnyaaaaa? Hiks :D

Raport

"Kenapa Adek butuh nilai?" "Untuk raport." "Supaya?" "Bisa ikut ujian." "Supaya?" "Dapet ijazah." "Supaya?" "Dapet kerja, mungkin..." "Kan Adek mau jadi gamers, emang butuh ijazah?" "Nggak juga sih..." "Lagian siapa yg mau kerja boring kayak ayah gitu." "Tanggung jawab, nak untuk keluarga." "Ooo, oke!" (+_+) posted from Bloggeroid

Ujian

Adek: Kenapa adek mesti ujian? Kakak: Biar dapet nilai. A : Nilai buat apa? K : Biar bisa dapet ijazah. A : Ijazah buat apa? K : Biar bisa kerja. A : Emang gamers harus pakai ijazah? K : Enggak juga sih... A : Terus kenapa adek mesti ikut ujian? K : Iiihhsshh.... posted from Bloggeroid