Skip to main content

Aku Yang Bodoh

Baru setengah jalan aku membaca buku Rantau Muara yang baru aku beli hari Minggu kemarin. Tapi buku ini sudah mampu membangkitkan lagi semangatku untuk selalu berkarya dengan apapun yang aku bisa. Ditemani suara dengkuran suamiku yang sesekali memintaku untuk menggaruk punggungnya yang gatal, aku bertekad untuk kembali berkarya.

Sebagai seorang ibu rumah tangga 'saja', sebenarnya aku sering merasa tidak percaya diri. Aku merasa tidak cukup pintar dibanding dengan wanita-wanita diluar sana, para ibu yang juga bekerja diluar rumah. Walaupun suamiku sering memujiku dan berusaha membesarkan dadaku bahwa pekerjaan terbaik sebagai seorang istri adalah berada di rumah dan mendidik anak-anak, juga harus patuh kepada suami bukan malah patuh kepada bos di kantor dulu baru kepada suami. Tetapi tetap saja tidak bisa mengikis kekagumanku kepada banyak wanita cerdas diluar sana yang mampu mempunyai penghasilan sendiri. Menurutku hebat sekali mereka dapat mengatur waktu antara bekerja dan mengatur kehidupan rumah tangga.

Setiap hari dihadapkan dengan rutinitas yang sama terkadang memang terasa sangat melelahkan. Bosan? Pernah juga sih, sering malah tapi aku berusaha untuk istiqomah saja. It's my risk, sudah menjadi pilihan dan tanggung jawabku. 

Harus bangun pagi, mengantarkan suami berangkat ke kantor, membersihkan rumah, memasak, mencuci, menyetrika, belajar bersama anak-anak, mengantarkan mereka les, meladeni suamiku yang manja itu ketika dia kembali dari kantor, I try enjoy it. Walaupun terkadang 24 jam rasanya tidak cukup untuk melakukan semua pekerjaan itu.

Tetapi ternyata kalau dinikmati dan diatur dengan baik bisa saja kok, aku masih punya waktu buat ngeblog dan membaca buku, bahkan aku masih sempat mengambil kursus matematika online yang mengharuskanku belajar, mengumpulkan tugas-tugas, juga mengerjakan quiz-quiz seperti waktu kuliah dulu. Thanks to my insomnia.Terkadang memang ditengah hari, rasa kantuk dan lelah sering tak tertahankan. Asal bisa tidur sebentar dan melihat drama korea favoritku pasti deh langsung melek dan bersemangat lagi. Emak-emak banget yeeee, hehehe...

Selalu teringat perkataan ayah, bahwa rezeki bukan hanya uang. Jadi aku membesarkan hatiku dan berusaha untuk selalu bersyukur kepada Allah, juga berdoa semoga apa yang aku lakukan selama ini tidaklah sia-sia. Mungkin tampaknya tidak menghasilkan uang yang banyak, tetapi anak-anak tumbuh menjadi anak-anak yang sehat, bukankah itu bagian dari rezeki? Anak-anak patuh kepada orang tua, ceria, aktif dan mereka juga penyayang. Allah juga menambahkan rezeki melalui diterimanya suami di perusahaan baru yang insyaAllah lebih baik dari perusahaan sebelumnya. Lalu aku bisa berkumpul saat bulan puasa dan lebaran kemarin bersama ibu, ayah, adik-adik serta keponakan-keponakanku. Apa bukan rezeki namanya?

Jadi fabiayyi aalaa irobbikumaa tukadzdzibaa, nikmat Tuhan mana lagi yang sanggup aku dustakan. Allah sudah memaparkan semua nikmat-Nya dihadapanku. Malu ah, jika aku harus banyak mengeluh. Justru aku merasa harus lebih banyak belajar agama. Aku ingin lebih dekat dengan-Nya. Aku butuh merasa Dia selalu ada didekatku. Aku mau Dia selalu ada direlung-relung hatiku.

Biarlah aku yang bodoh ini tetap bodoh tetapi anak-anakku kelak menjadi manusia-manusia yang hebat dan bermanfaat. Akan aku dampingi suamiku dengan kebodohanku yang menghebatkannya. Biarlah aku menjadi orang bodoh diantara orang-orang hebatku. Biarkanlah...

Comments

Popular posts from this blog

Alhamdulillaah...

Baru dapat rejeki, eh malem-malem ada yang ketok pintu mau pinjam uang. Mungkin duitnya emang dititipin oleh Allah buat dipinjemin dulu kali ya... Kira-kira itu duit bakal dibalikin nggak ya sama orangnya? Hadeeeeh, ikhlas nggak sih sebenarnyaaaaa? Hiks :D

Raport

"Kenapa Adek butuh nilai?" "Untuk raport." "Supaya?" "Bisa ikut ujian." "Supaya?" "Dapet ijazah." "Supaya?" "Dapet kerja, mungkin..." "Kan Adek mau jadi gamers, emang butuh ijazah?" "Nggak juga sih..." "Lagian siapa yg mau kerja boring kayak ayah gitu." "Tanggung jawab, nak untuk keluarga." "Ooo, oke!" (+_+) posted from Bloggeroid

Ujian

Adek: Kenapa adek mesti ujian? Kakak: Biar dapet nilai. A : Nilai buat apa? K : Biar bisa dapet ijazah. A : Ijazah buat apa? K : Biar bisa kerja. A : Emang gamers harus pakai ijazah? K : Enggak juga sih... A : Terus kenapa adek mesti ikut ujian? K : Iiihhsshh.... posted from Bloggeroid