Skip to main content

I Need My Father

Aku rindu ayahku, sebenarnya aku ingin meneleponnya tapi aku tahu we will end up crying.

Jika aku sedang menghadapi masalah, aku selalu mengingatnya, mengingat nasihat-nasihatnya. Ayah seorang yang penyayang dan tidak pernah pilih kasih. Baik kepada anak-anak, cucu-cucu juga menantu-menantunya. Jika aku sedang bermasalah dengan suamiku, tidak pernah aku mendengar ayah lebih memihakku dibanding dengan suamiku. Hal itu terkadang membuatku kesal, karena tentu saja aku berharap ayah lebih berpihak kepadaku, juga karena aku merasa suamiku belum cukup berusaha untuk membalas kebaikan ayah kepadanya, juga kepada kami, istri dan anak-anaknya. Tapi aku tahu ayah pasti tidak mengharapkan balasan apapun dari kami. Jika kami menjadi orang-orang taat kepada Allah, itulah pastinya balasan jasa yang lunas dan kebanggaan bagi ayah.

Tapi justru karena sikapnya yang tidak pilih kasih itulah, aku semakin merasa bangga dan bersyukur kepada Allah. I can see the quality of his. Itulah cara ayah menyayangiku, dengan mendidikku melakukan yang benar. Karena aku adalah seorang istri, dengan caranya yang lembut beliau mendidikku untuk patuh kepada suamiku, selama apa yang suamiku lakukan atau perintahkan tidak melanggar aturan agama dan masih dalam batas yang bisa ditoleransi. Sedangkan sebagai seorang ibu, aku harus bisa menjadi contoh yang baik bagi kedua anak-anakku. Dan sebagai seorang wanita dewasa, aku harus bisa dan berani bertanggung jawab pada keputusan yang sudah aku ambil.

Ayah dan Ibu, bukan orang yang banyak bicara. Ibu terkadang bisa sedikit pedas dalam berbicara, tapi cintanya tulus. Mereka tidak banyak mengekspresikan rasa cinta mereka kepada kami, anak-anaknya secara verbal ataupun dengan sentuhan yang berlebihan, tetapi ketulusan kasih sayang mereka terasa sampai dalam hati. Itulah mengapa anak-anakku, walaupun beberapa tahun belakangan hanya (paling tidak) satu tahun sekali bisa bertemu dengan ayah ibuku, tetapi mereka selalu rindu ingin bertemu dengan Abah dan Utinya. Mungkin mereka juga merasakan apa yang aku rasakan, kehangatan dan kasih sayang yang tulus.

Terkadang aku rindu berbincang dengan ayah, juga dengan adik-adik, biasanya sambil sesekali diselingi dengan gurauan, ayah akan bercerita tentang kenangan masa kecilnya, atau ayah akan menceritakan tentang-tentang teman-temannya yang banyak menjadi budayawan sedangkan beliau memilih untuk lebih banyak belajar tentang agama, tidak jarang juga kami akan berbincang tentang masalah politik atau hukum di negeri ini, walaupun bahkan waktu itu usia kami masih remaja. Tapi karena kami sejak kecil sudah terbiasa membaca surat kabar, jadi sepertinya sih obrolannya nyambung-nyambung saja, hehe...

Jika kami sedang mengobrol seru, ibu jarang sekali ikut menimpali, beliau hanya menjadi pendengar setia sambil terus melanjutkan aktifitasnya, menjahit atau membaca buku-buku resep yang jumlahnya mungkin sudah ribuan sekarang. Ibuku memang suka sekali berkreasi dengan masakan. Kenikmatan masakannya sudah terkenal di seluruh keluarga besar ayah dan ibu, juga tetangga-tetangga sekitar rumah kami tentunya.

Sepanjang hidupku, aku tidak ingat kapan terakhir kali ayah memarahiku. Karena memang tidak pernah. Beliau tidak pernah mempermasalahkan hal-hal yang sepele dan remeh temeh. Jika kami melakukan kesalahan 'besar' maka beliau akan mengajak kami berbicara dari hati ke hati. Itulah yang paling aku rindukan dari sosok Ayah, selalu memperlakukan kami seperti manusia, selayaknya orang dewasa. Beliau tidak pernah menyalahkan kami, karena beliau sadar apapun kesalahan yang kami lakukan adalah sebagian dari kelemahannya sebagai seorang pemimpin yang di akhirat nanti akan dimintai pertanggung jawab dihadapan Allah, begitu kata beliau kepadaku.

Aku tahu dan bisa merasakan bahwa ayah dan ibu selalu menyebut kami dalam setiap doa-doanya. Akupun selalu berdoa untuk kesehatan, kebahagiaan, juga keselamatan mereka di dunia dan akhirat. Keyakinan kepada Allah yang membuat kami semua selalu merasa dekat, merasa kuat dan tegar dalam menghadapi semua cobaan dalam hidup. Doa kami selalu adalah semoga kami termasuk dalam golongan umat Rasulullah SAW dan kelak kami semua dapat berkumpul lagi di surga-Nya. Aamiin.

I love you, Ayah dan Ibu

posted from Bloggeroid

Comments

Popular posts from this blog

Raport

"Kenapa Adek butuh nilai?" "Untuk raport." "Supaya?" "Bisa ikut ujian." "Supaya?" "Dapet ijazah." "Supaya?" "Dapet kerja, mungkin..." "Kan Adek mau jadi gamers, emang butuh ijazah?" "Nggak juga sih..." "Lagian siapa yg mau kerja boring kayak ayah gitu." "Tanggung jawab, nak untuk keluarga." "Ooo, oke!" (+_+) posted from Bloggeroid

Alhamdulillaah...

Baru dapat rejeki, eh malem-malem ada yang ketok pintu mau pinjam uang. Mungkin duitnya emang dititipin oleh Allah buat dipinjemin dulu kali ya... Kira-kira itu duit bakal dibalikin nggak ya sama orangnya? Hadeeeeh, ikhlas nggak sih sebenarnyaaaaa? Hiks :D

Secepat Mobil?

Ibu : Anak-anak, mulai besok kita belajar matematikanya ngebut ya? Sepertinya kita agak ketinggalan nih... Adek : Secepat mobil supersonic atau mobil F1? Gubrak ( )(^^)( ) posted from Bloggeroid