Hari ini aku rasanya full of anger. Aku teringat ada orang yang begitu mengecilkan dan menghina orang tuaku, aduh rasanya sakit sekali. Sakitnya nggak habis-habis. Mungkin ini ya rasanya orang yang sulit memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Kalau aku yang disakiti sih, paling ya sudahlah, I'm not perfect though. Tapi kalau ortu yang disakiti, asli nggak terima. Apalagi yang nyakitin anak bau kencur, orang nggak tahu diri yang dulu ketika dia tidak punya orang tuaku lah yang dengan tulus menyayanginya, bahkan hingga sekarang.
Perasaan itulah yang membuatku hari ini nggak bisa fokus, dan memikirkan hal itu saja. Membuatku juga sangat merindukan ayah dan ibuku. Jadi ingat mati. Loh, nggak nyambung ya, hehe...
"Kakak, kalau ibu meninggal nanti kakak mau tinggal dimana?" Tanyaku iseng.
"Kakak mau ikut!"
"Ikut kemana?" Aku tidak mengharapkan jawaban itu keluar dari mulutnya.
"Ikut ibu dooong..."
"Ikut mati gitu?"
"Ibu nggak boleh meninggal," katanya merajuk lalu memelukku.
Lalu ketika aku akan bertanya hal yang sama kepada Adek.
"Iyaa, adek udah tahu." Katanya lucu.
"Tahu apa, dek?"
"Ibu pasti mau tanya, adek gimana kalau ibu meninggal. Ya kan?" Dia melihatku dengan tatapan khasnya. "Nanti kalau ibu meninggal adek pasti doain ibu. Itu kan maksudnya?"
Aku memeluknya. "Ibu sebenarnya mau tanya, kalau ibu meninggal adek mau tinggal dimana?"
"Ooh, adek mau tinggal di Sidoarjo sama Uti."
"Yang penting adek harus merasa nyaman dan adek harus berani bilang apa yang adek inginkan ya..."
"Iya, ibu tenang aja." Lalu dia memelukku dan aku menciumnya seperti biasa.
Ah, anak-anakku. Terima kasih sudah menyayangiku dengan tulus. Terima kasih sudah menjadi teman-teman terbaikku. Seandainya ibu bisa memberikan kalian yang lebih baik. I love you, more than I can say 😘
Perasaan itulah yang membuatku hari ini nggak bisa fokus, dan memikirkan hal itu saja. Membuatku juga sangat merindukan ayah dan ibuku. Jadi ingat mati. Loh, nggak nyambung ya, hehe...
"Kakak, kalau ibu meninggal nanti kakak mau tinggal dimana?" Tanyaku iseng.
"Kakak mau ikut!"
"Ikut kemana?" Aku tidak mengharapkan jawaban itu keluar dari mulutnya.
"Ikut ibu dooong..."
"Ikut mati gitu?"
"Ibu nggak boleh meninggal," katanya merajuk lalu memelukku.
Lalu ketika aku akan bertanya hal yang sama kepada Adek.
"Iyaa, adek udah tahu." Katanya lucu.
"Tahu apa, dek?"
"Ibu pasti mau tanya, adek gimana kalau ibu meninggal. Ya kan?" Dia melihatku dengan tatapan khasnya. "Nanti kalau ibu meninggal adek pasti doain ibu. Itu kan maksudnya?"
Aku memeluknya. "Ibu sebenarnya mau tanya, kalau ibu meninggal adek mau tinggal dimana?"
"Ooh, adek mau tinggal di Sidoarjo sama Uti."
"Yang penting adek harus merasa nyaman dan adek harus berani bilang apa yang adek inginkan ya..."
"Iya, ibu tenang aja." Lalu dia memelukku dan aku menciumnya seperti biasa.
Ah, anak-anakku. Terima kasih sudah menyayangiku dengan tulus. Terima kasih sudah menjadi teman-teman terbaikku. Seandainya ibu bisa memberikan kalian yang lebih baik. I love you, more than I can say 😘
Comments
Post a Comment